Sabtu, 16 Februari 2008

Sertifikasi Guru Tidak Penuhi Kuota?

BANDAR LAMPUNG (Lampost):
Sertifikasi guru di Lampung tidak pernah memenuhi kuota. Pada 2006 misalnya, Provinsi ini mendapat jatah 483 guru, tapi yang lulus hanya 424 guru. Lalu pada 2007, dari kuota 7.361, yang lulus hanya 6.456 guru.

Ketua Penyelenggara Uji Sertifikasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Universitas Lampung (Unila), Bujang Rahman, menjelaskan salah satu penyebab belum terpenuhinya kuota sertifikasi karena minimnya sosialisasi dari dinas kepada guru terutama yang ada di daerah. "Misal saja, pada 2006 dari jumlah kuota 483. Yang lulus sertifikasi hanya 424 guru, antara lain 261 lulus portofolio dan 163 lulus lewat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, red). Sedangkan 59 tidak ada hasilnya," kata Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan FKIP Unila itu, Rabu (13-2).

Begitu juga untuk 2007, dari kuota 7.361 yang mengikuti sertifikasi, hanya 6.653 guru yang lulus. "Dari jumlah tersebut yang lulus portofolionya 2.319 guru dan dari PLPG 4.137 guru. Namun, untuk angkatan kelima hingga kini belum ada pengumuman jumlah yang lulus dan yang tidak," tambah Bujang.

Hal senada disampaikan Ketua Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Provinsi Lampung Sudjarwo menjelaskan masih sedikitnya guru di Lampung yang lulus sertifikasi karena persoalan teknis. Di antaranya kurangnya sosialisasi dari dinas kepada sekolah-sekolah, khususnya di daerah. Kemudian persoalan teknis individual, yaitu banyak guru yang tidak paham petunjuk teknis yang ada sehingga banyak juga peserta membuat portofolio bagus, tapi tidak memenuhi syarat yang ditetapkan.

Agar memenuhi kuota, ia mengusulkan pola uji sertifikasi diubah, yakni pendaftaran sertifikasi guru, PLPG tahun ini, dan seterusnya akan dilakukan setiap bulan Juni atau Juli. Sebab, selama ini penyelenggaraan pola uji dilakukan pada akhir tahun yang berbenturan dengan jadwal perkuliahan yang sangat padat.

Dia mengatakan sejak penyelenggaraan sertifikasi pada 2006, pendaftaran sertifikasi selalu bertepatan dengan akhir masa perkuliahan sehingga berbenturan. "Akhirnya kami yang bertugas memeriksa portofolio harus bekerja ekstra. Bahkan, kami sering menggunakan waktu libur untuk bekerja. Sebab, pada akhir tahun itulah biasanya aktivitas kampus sangat meningkat karena ujian akhir semester," kata Sudjarwo, Rabu lalu.

Untuk itulah dia mengusulkan pendaftaran sertifikasi guru tahun ini tidak lagi di akhir tahun.

Mengenai kuota tahun ini, ia mengaku belum diberikan pemerintah pusat. "Berdasar pada informasi Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, kuotanya sekitar 8.000-an guru. Akan tetapi, surat resminya belum ada hingga kini," ujarnya.

Ia memprediksi sertifikasi di Lampung akan selesai pada 2018 atau 2020. "Tentunya ini ditambah dengan penerimaan guru baru berstrata sarjana yang dilakukan pemda untuk menggantikan guru-guru yang keluaran SPG yang diprediksi memasuki usia pensiun hingga 2018."
.

0 komentar: